Tambal Sulam Proyek Jalan di Kota Medan Tampak Kupak Kapik


SUARAPERJUANGAN.COM|MEDAN
- Seperti sudah menjadi kebiasaan di Kota Medan, para penguna kendaraan selalu disuguhkan dengan infrastruktur transportasi berupa  jalan aspal yang tidak pernah mulus. Para pengendara berusaha menghindari lobang ataupun ruas jalan yang rusak, agar nyaman dalam berkendara.

Padahal, selain biaya pengaspalan ada lagi  anggaran perawatan (maintenance) dan penambalan (patching).

Ditenggarai proyek jalan di Kota Medan ini  menjadi lahan basah Dinas SDABMBK (Sumber Daya Air Bina Marga Bina Kontruksi ) Kota Medan. Pasalnya, baru saja di aspal namun tak berselang lama atau dalam hitungan bulan saja jalan sudah kembali kupak kapik.

Hal ini terjadi dibeberapa ruas jalan di Kota Medan yang baru saja diperbaiki dengan mengunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Medan tahun anggaran (T.A) 2023-2024.Salah satunya di Jalan Danau Singkarak kecamatan Medan Helvetia.


Seperti yang diabadikan dan diliput oleh awak media baru baru ini, dalam foto terlihat jalan yang baru saja di aspal dan jalan yang baru saja diperbaiki  tersebut (foto dokumentasi) sudah retak dan berlubang. Retak sepanjang jalan tersebut beragam, ada yang panjangnya 100 meter, bahkan hingga 500 meter.

Dipastikan tidak menunggu lama, jalanan seperti ini akan masuk dalam kategori rusak parah dan akan kembali masuk dalam daftar ruas jalan yang akan diperbaiki.

Masih dikecamatan yang sama, tepatnya di jalan Setia Budi Helvetia Timur, pantauan awak media lebih parah lagi. Jalanan berlubang disana sini, sehingga pengguna jalan harus ekstra hati - hari memilah jalan agar tak tergelincir dan jatuh. Pengaspalan dikerjakan hanya sebagian jalan.

Salah seorang pengemudi ojol (ojek online) yang diwawancarai mengaku, bahwa yang rusak seperti ini cukup banyak tersebar di Kota Medan, bukan hanya di Helvet ini aja bang, seperti halnya di jalan Brigjen Katamso atau Kampung Baru juga cukup banyak aspal tambal sulam sepanjang jalan itu.

Ditambal tidak rata dengan aspal yang sudah ada, ada yang petak-petak timbul seperti gundukan, ada yg petak persegi panjang,  pokoknya membahayakan lah bang,' ketus  Bang Ojol (engan disebutkan namanya) yang memakai jaket berwarna hijau ini.


Jalan yang berlubang dan yang ditambal sulam  asal jadi tersebut rentan terjadi kecelakaan, khususnya di malam hari. Pasalnya, genangan air kerap menutupi dan menyamarkan kontur jalan, sehingga tak tampak oleh pengendara.

“Lubang yang kecilpun kalau malam hari, apalagi hujan deras ditambah  tak ada penerangan jalan, udah tak bisa mengelak lah kita bang,  Akhirnya ya pasti jatuh dari kendaraan dan terluka,” ucap seorang warga.

Menurutnya, jalan tersebut pernah dipatching beberapa bulan lalu, bahkan ada juga yang diaspal, hanya aspal yang digunakan sangat tipis.

Sementara, arus lalulintas yang melewati jalanan seperti itu cukup padat dan ramai. Terkadang ada truk dan bus serta kendaraan berat lainnya kerap melintas.

Untuk itu sebagai Kabid jalan Yulius Ares sudah sepatutnya memperhatikan dan mengontrol para pekerja proyek yang menggunakan dana dari APBD ini.

Jangan hanya menerima laporan saja dari bawahan. Setiap pekerjaan proyek yang menghabiskan dana dari APBD sudah seharusnya dikontrol dan diteliti supaya tidak menimbulkan kerugian negara.

Jangan asal dikerjakan saja dan asal siap saja, semua itu harus diperhatikan mulai dari pekerjaan kecil sampai proyek besar. Pastinya baik proyek kecil maupun progek besar semua itu menghabiskan dana mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah. (Red)

Posting Komentar

0 Komentar