Iqbal Ketua GEMBIRA!! Capaian 100 Hari Kerja Ondim-Tio: "Tidak Ada Angin Segar Perubahan Untuk Langkat, Hanya Buka Tutup Acara Seremonial"

100 Hari Kerja Ondim-Tio – Janji Perubahan yang Masih Asap, Belum Api


Langkat, Suaraperjuangan.com
- Seratus hari pertama pemerintahan Syah Afandin (Ondim) dan Tiorita Br. Surbakti di Kabupaten Langkat semestinya menjadi etalase kinerja dan bukti keseriusan dalam membawa perubahan. Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang justru mempertanyakan arah dan substansi kerja duet ini. Alih-alih menghadirkan gebrakan yang berdampak nyata, pemerintahan Ondim-Tio lebih tampak sibuk dengan seremoni, simbolisme, dan pencitraan.

Ketua Gerakan Mahasiswa Bersatu Indonesia Raya (GEMBIRA), Iqbal, menyampaikan kritik tajam: “Tidak ada angin segar perubahan. Hanya buka tutup acara seremonial.” Kritik ini bukan tanpa dasar. Serangkaian acara seperti penandatanganan komitmen, peluncuran program, dan temu tokoh tampak ramai diberitakan, tetapi dampak riil terhadap kehidupan warga masih jauh dari harapan.

Misalnya, program Universal Health Coverage (UHC) memang diluncurkan di hari pertama kerja. Namun, belum ada evaluasi transparan sejauh mana implementasinya berhasil menjangkau masyarakat miskin atau memperbaiki kualitas layanan kesehatan. Begitu pula kampanye pemberantasan pungli, yang digaungkan dengan semangat, namun belum disertai langkah hukum tegas atau laporan keberhasilan konkret.

Langkah-langkah seperti menggandeng pengusaha muda, membuka peluang kerja lewat job fair, atau rencana menghidupkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pangkalan Susu hanyalah wacana yang tampak indah di atas kertas. Masyarakat masih menunggu realisasi dan keberlanjutan dari wacana tersebut, bukan sekadar seremoni dan retorika yang menggugah media.

Sementara itu, isu-isu struktural seperti kemiskinan, pengangguran, tata kelola pemerintahan yang bersih, dan perbaikan infrastruktur desa belum tersentuh secara sistematis. Pemerintah seolah lebih sibuk mencitrakan kerja ketimbang benar-benar bekerja.

Kritik seperti yang dilontarkan GEMBIRA seharusnya dijadikan cermin evaluatif. Pemerintah daerah harus sadar bahwa masyarakat hari ini bukan sekadar penonton pasif. Mereka menginginkan kerja nyata, bukan sekadar kehadiran kepala daerah membuka spanduk dan memberi sambutan.

Langkat butuh pemimpin yang tidak hanya hadir dalam acara seremonial, tapi benar-benar menjejakkan kaki di lapangan, mendengar keluhan rakyat, dan mengambil keputusan berbasis kebutuhan riil. Tanpa itu semua, 100 hari kerja Ondim-Tio hanya akan dikenang sebagai awal pemerintahan yang penuh simbol namun miskin substansi.(R)

Posting Komentar

0 Komentar