MEDAN, SUARAPERJUANGAN.ID - SD Darussalam di Jalan Darussalam, Pasar 6 Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, diduga telah melakukan mark up 89 siswa untuk mendapatkan dana BOS tahun 2021.
Ketua Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar, Rabu (2/11/2022 mengatakan, tim nya bersama, Kabid Pendidikan Dasar Disdik Deliserdang Jumakir, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah dimaksud.
Sidak ini dilakukan, karena Ombudsman RI Perwakilan Sumut mendapatkan laporan dari masyarakat terkait dugaan mark up siswa di sekolah tersebut, yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Dari laporan yang diterima Ombudsman, untuk setiap kelas, pihak sekolah melaporkan jumlah siswa tidak sesuai dengan yang sebenarnya ke DAPODIK untuk mendapatkan dana BOS.
Untuk tahun 2021 misalnya, pihak sekolah melaporkan jumlah siswa kelas 1 - 6 sebanyak 289 orang ynag dibagi dalam 9 lokal. Dan di tahun 2021, sekolah ini mendapatkan dana BOS sebesar Rp 267 juta.
Berdasarkan pengecekan langsung ke sekolah yang dilakukan tim Ombudsman dan Disdik Deliserdang, jumlah siswa sebenarnya tidak sampai 289 orang. Terdapat 89 siswa yang diduga fiktif, ada namanya namun tak pernah hadir dalam absensi di sekolah.
Kata Abyadi Siregar, Kepala Sekolah SD Darussalam, Marini Purba S.Pd M.Pd, mengakui kalau siswanya memang banyak yang tidak pernah lagi masuk ke sekolah, namun masih tetap terdaftar sebagai siswa di sekolah itu.
Kabid Pendidikan Dasar Disdik Deliserdang Jumakir, yang dikonfirmasi wartawan terkait Sidak ini mengatakan, pihaknya masih mendalami temuan yabg didapatkan dalam Sidak.
Ketua Yayasan Pendidikan (YP) Pendidikan Darusalam Fendi, Jumat (4/11/2022) membantah temuan Ombudsman RI itu.
Fendi yang mengaku staff Ahli Bupati Deli Serdang ini menuding, ada pihak yang memfitnah sekolah dan dirinya.
Namun Fendi yang kala dihubungi mengaku sedang bersama Bupati Deli Serdang menjelaskan, hanya antara 10 s/d 15 siswa SD kelas 1, ada yang terdaftar tapi tak masuk belajar 2 sampai 3 bulan. Tapi dia mengaku, tak bisa memberhentikan siswa siswa itu karena takut dipidana.
"Kami memberhentikannya takut dipidana, mana tahu murid itu masuk belajar lagi. Nanti akan kami surati murid murid itu," katanya.
Fendi mengancam, akan menelusuri pihak yang ditudingnya memfitnah dan dia tekannkan bahwa dia serius atas hal itu.
"Akan saya telusuri siapa yang fitnah saya dan sekolah. Saya serius atas hal ini," katanya. ( SP )
0 Komentar