Terjadinya Penembakan di Mabes Polri, Peringatan Keras bahwa Golongan Radikal sudah Mengakar.


Jakarta,Suaraperjuangan id - Terjadinya Penembakan oleh seorang wanita muda yg teridentipikasi bernama Zakiah Aini membuat terkejut seluruh masyarakat Di Republik ini. Pertama - tama  Kami turut Prihatin atas Kejadian tersebut. Dan ini merupakan kejadian yg Ketiga Golongan Radikal Beraksi Di Markas Besar Kepolisian,Rabu (31/03/2021).


Pertama pemboman gedung Bhayangkari , Kedua Penyanderaan di Mako Brimob dan yg Ketiga saat ini Penembakan ruang jaga Mabes Polri. Hal ini perlu disikapi sangat -sangat  Serius oleh Polri dan seluruh elemen Bangsa. Karena dengan terjadinya hal tersebut menunjukan satu bukti yg nyata-nyata di depan mata bahwa : 


- Mabes Polri saja sudah berani diserang secara terang -terangan, artinya mengisyaratkan kelompok mereka sudah berani menantang Polri sampai disartroni kekandangnya , menantang Polri sebagai  Aparat Negara untuk perang secara Terbuka.


- Kedua mengindikasikan bahwa Kelompok Radikalisme & Terorisme ini sudah masif mengakar dan menyebar ke segala arah & lapisan, tua muda, laki - laki perempuan, bahkan Terbukti pelaku penembakan ternyata seorang wanita yg masih muda baru berumur 26 tahun. 


- Ketiga Menunjukan Lemahnya Standar Oprasional Sistem Keamanan Markas komando di Mabes Polri. Artinya setingkat mabes Polri saja ada orang bawa senjata sampai tidak terditeksi, dan inipun bisa juga sebagaib sebuah pesan, satu pelecehan terhadap Marwah harkat dan wibawa Mabes Polri. Ternyata Mabes Polri saja Sebagai  Rajanya Polri sistem keamananya begitu mudah ditembus dan ditaklukan,apalagi ditempat lain.


- Keempat sangat prihatin dg teknik dan taktik Penanganan dlm melumpuhkan Penyerang.seharusnya bisa dilumpuhkan dan di tangkap Hidup -hidup sehingga bisa dikorek keteranganya untuk menggali dari kelompok mana dan siapa dalang yg menggerakan di balik semua ini.dengan Tewasnya Pelaku yg memang sengaja di pasang seorang wanita memberi pesan juga seolah - olah Polri bertindak tidak Profesional dan telah Membunuh seorang wanita. Hal ini justru yg sangat diharapkan oleh kelompok radikal tersebut untuk mengundang Simpati agar masyarakat Dunia mencemoohkan Polri. 



 - Kelima ada kesan sebagaibsatu mediodrama aksi balas Dendam tertembaknya anggita FPI ???.
Apapun juga yg terjadi dengan adanya Peristiwa ini , menunjukan bahwa Kelompok Radikal sudah ada di titik Zona Lampu Merah. bukan hanya utk Polri tapi untuk seluruh masyarakat dan Bangsa Indonesia. 


Untuk hal ini tidak bosan - bosannya kami ingatkan mari kita buka mata dan hati kita dengan jernih,  bahwa musuh kita sudah ada di depan mata,mari kita lawan bersama. 


Dan saat ini lah kita betul - betul harus kompak menabuh genderang untuk melawan kelompok radikal ini dengan super serius. Kikis habis sampai ke akar - akarnya.


 Sejalan dengan Pesan Presiden RI Bapak  Jokowidodo. Beberapa waktu yang lalu, Karena kalau tidak dikikis habis setiap saat pasti akan terus Merongrong dan merongrong Bangsa dan Negara ini dengan segala cara. ibarat penyakit sudah jadi penyakit Kronis. 



"Bahkan saat ini kelompok radikal tersebut, bukan hanya sebagaib penyakit tapi sudah jadi Habitus Kronis di Indonesia".


Kemudian mohon Waspadai juga Keamanan internal Polri. Tidak menutup Kemungkinan di tubuh Polripun Sudah Terpapar Gerakan ini. Karena gerakan ini kita amati sudah begitu masif masuk kesegala lini.


Salah satu alternatif solusinya, Penanganan masalah ini bukan hanya bersipat operasi lapangan secara phisik saja,  tapi Gerakan ini lebih kepada  Indoktrinasi secara Iedologi .


maka cara memerangi dan Mengantisipasinya pun harus dengan War Ledologi,Perang Ledologi secara Masif dan terstruktur.karena merekapun bila kita amati sudah melakukan  indoktrinasi - indoktrinasi secara masif dan terstruktur ke segala lini tidak tekecuali mahasiswa ,Dosen  BUMN,ASN,Bahkan TN - POLRI tadi kami sampaikan tidak menutup kemungkinan sudah ada yang terpapar. 


Jika TNI - Polri sudah Terpapar pertanda Negara akan mengalami Sakit Kronis yg Panjang.Salah satu upaya yg pernah dilakukan untuk antisipasi War Iedologi ini.


kami pernah pantau dan lakukan oleh Polda Jabar pada tahun 2017 dengan mengadakan  Sawala Kebangsaan, ( semacam pelatihan singkat camping out bond, selama 3 hari namun khusus masalah radikalisme dan intoleransi ) dengan mengikut sertakan elemen inti kader -kader masyarakat mulai dari kader tokoh - tokoh  central kelompok LSM. Ulama Dai Kamtibmas,Ahli ah li IT,Dosen Mahasiswa Budayawan dan la ini n - lain. 


Agar sadar arti penting bahaya radikalisme. Karena untuk menangani masalah ini sebagaimana kita sadari bersama  bukan hanya tanggung jawab Polri semata,  tapi harus menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, POLRi  tidak bisa Bekerja sendiri,Mutlak  Harus dibantu seluruh elemen masyarakat . 



Namun baru 3 kali dilaksanakan  tidak sempat Berlanjut karena pola ini membuat gerah dan  Ketakutan kelompok2 Radikal.
Dan seperti biasanya mereka melakukan Pembusukan - pembusukan  Hoax terhadap  upaya - upaya  yang pernah dilakukan Polda Jabar tersebut,Sehingga pola yg dilakukan Polda Jawa barat ini ,  mendapat respon kurang Positip baik dari pihak internal maupun dari Mabes Polri sendiri. 



Maka dengan  adanya Kejadian ini Semakin Banyak PR Polri di awal tahun 2021 ini. Lalu Apakah semua peristiwa yg terjadi akhir - akhir  ini ada keterkaitan satu dengan  yang lainya? Mulai dari Tertembaknya anggota FPI, Sidang HRS , Pemboman Makasar. Ledakan Pertamina Balongan dan sekarang Penembakan Mabes Polri. PR besar Polri dan PR yang  harus kita jawab Bersama.


Masih akan Munculkah  aksi - aksi  lain yg akan terjadi ? , Insya Allah Dengan Kebersamaan POLRI - TNI dan seluruh elemen masyarakat semua akan teratasi , dan Semoga kejadian Penembakan Penjagaan Mabes Polei ini merupakan yang Terakhir dari yg terakhir.


Sumber : Inspektur  Jenderal  Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN

(Riyo E.Nababan)

Posting Komentar

0 Komentar